Senin, 24 September 2018

My Story

Sejak lulus sekolah aku langsung bekerja, saat yang lain susah mencari pekerjaan alhamdulillah Allah mempermudahkan aku, bahkan saat ijazah belum turun aku di tawari kerja di tempat PKL aku dulu saat SMK..awalnya mereka menawarkan magang, dan lama kelamaan aku di angkat karyawan saat itu upah aku Rp. 20.000/hari dan di bayar mingguan. Saat itu aku bahagia aku bisa menghasilkan uang dengan keringatku sendiri walau mungkin bagi setiap orang upah segitu sangat minim tapi tidak bagi aku saat itu, seminggu aku dapat Rp. 120.000 tapi aku sempatkan aku harus bisa menabung agar aku bisa kuliah, aku sisihkan Rp. 20.000/minggu, kebetulaan saat itu aku tinggal bersama orang tua jadi untuk makan aku masih bersama orang tua, mama, bapa aku tak pernah minta, atau pinjam kepadaku, bahkan ketika aku ngasih pun mereka menolak dengan alasan kasian padaku mending uangnya tabungkan untuk keperluanku..disitu aku terharu ingin nangis aku belum bisa membahagiakannya, ingin meluk tapi aku akui aku dengan ibuku seakan punya jarak, aku dan ibuku seakan tak seperti ibu dan anak, tapi hubungan kami terasa lebih dekat di hati.

Beberapa minggu aku bekerja, aku merasakan bekerja itu seperti ini yah, walau sejak kecil aku sudah terbiasa bekerja bahkan saat sekolah MI aku sempat berjualan es kesekolah bersama sepupu aku, aku juga sudah terbiasa hidup sederhana bahkan prihatin namun tetap saja perbedaan saat pertama bekerja didunia kerja sesungguhnya sebagai karyawan harus siap disuruh2, harus siap dimarahin dll.

Dua minggu aku bekerja, aku dapat info bahwa ada universitas (bukan universitas si bisa dibilang STMIK lah) yang murah, dan biayanya pun tak begitu mahal dibanding dengan perguruan tinggi lainnya yang aku lihat melalui Website dan Brosur. Akhirnya aku mendaftarkan diri untuk bisa kuliah disana, ikut test, dll dan MasyaAllah Qadarullah Allah begitu baik padaku, aku diterima dan taukah perassaan ku saat itu sangat bahagia dan bersyukur, kenapa? Karena sejak Lulus SMK aku ingin sekali kuliah, namun melihat ekonomi keluarga yang tak memungkinkan, aku hanya bisa berangan2 disertai doa dalam hati "Ya Allah aku ingin sekali kuliah, namun aku bisa apa, aku akan bekerja dulu kemudian baru kuliah" saat teman2ku lalu lalang riweuh mau masuk universitas ini itu aku cuma bisa diam dan liatin mereka 😓.

Aku bekerja sambil kuliah, pagi-sore aku bekerja dan sore-malam aku kuliah, lelah memang namun aku nikmati, tak sedikit aku temui rasa malas, rasa bosan, rasa frustasi, ngeluh, perjuangan, pengorbanan yang aku alami yang harus bisa membagi tenaga, pikiran saat bekerja dan saat kuliah, namun hati selalu berkata sabaar, kesabaran pasti berbuah manis... satu semester aku berhasil lalui dan MasyaAllah Allah itu maha baik, aku dapat IPK diatas 3,5 sampai akhirnya saat aku mau bayar uang registrasi menuju semester tiga, salah satu staff TU mengusulkan "kenapa ga daftar beasiswa saja nilai IPK nya besar loh" disitu aku mikir kenapa engga aku coba saja dan MasyaAllah Qadarullah aku dapat beasiswa PPA..disitu aku sujud syukur nangis bahagia betapa baiknya Allah padaku, dari mulai semester 3 s/d akhir aku dapat beasiswa, dan uang selama aku kerja aku tabung untuk nanti biaya wisuda dll.

Selama 1, 5 Tahun berjalan aku bekerja dan kuliah, tiba-tiba aku kepikiran untuk mencari pekerjaan lain, beda bidang agar aku dapat ilmu baru dan pengalaman baru, akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari zona nyaman, dari pekerjaan yang 1,5 tahun aku mencari rejeki disana, dengan orang-orang yang baik padaku, hmm memang tidak mudah tapi aku berpikir " aku harus bisa bangkit aku harus jadi wanita kuat" akhirnya aku keluar dari pekerjaan itu, dan baru satu hari aku dirumah aku ditawari kerja lagi masih dibidang yang sama, hanya beda tempat, tempat juga tak jauh dari yang sebelumnya, namun sayangnya yang punya orang china, entah kenapa aku kurang begitu cocok hmm selalu banyak peraturan aneh-aneh yang mungkin ga mudah aku terima, dua minggu aku bekerja disana dan akhirnya keluar lagi dari tempat kerja yang kedua, sampai akhirnya aku nglamar-ngelamar lagi, aku berusaha, masukin lamaran sana sini tak lupa berdoa supaya Allah memberikan yang terbaik untukku. Tak terasa sudah satu bulan dirumah, tiba-tiba aku ditawari oleh salah satu temanku " mau tidak bekerja dia percetakan " " jadi tukang setting (desain) walau disitu aku merasa kurang pede karena sebelumnya aku bukan menjadi tukang desain, namun aku harus coba, masyaAllah Qadarullah aku datangi dan aku keterima, setelah nego-nego waktu karena aku sambi kuliah jadi aku minta pulang cepat dan akhirnya setuju.

Pertama masuk kerja, di tempat kerja yang ketiga Alhamdulillah orang-orang nya baik, kebanyakan memang orang sunda, dan yang punya orang jawa. hari demi hari aku lalui, bulan demi bulan aku lewati sambil kuliah, susah senang aku lakuin, lelah, jenuh aku tetap yakin kesabaran berbuah manis, ketika harus bulak balik bagi waktu dan tenaga antara garap Tugas Akhir dan Bekerja itu engga mudah, nangis2 saat garap Tugas Akhir aku bisa lewati, sampai akhirnya aku mendengar kata LULUS dengan IPK 3,27 saat itu karena IPK semester 4, 5 turun drastis, LULUS dan WISUDA aku begitu bahagia, bersyukur aku bisa menyelesaikan kuliahku, dengan beasiswa prestasi yang aku dapatkan dengan usahaku sendiri walau sambil bekerja aku bahagia saat itu, KULIAH yang dulu aku rasa tidak mungkin karena faktor ekonomi, kuliah yang dulu sudah menjadi mimpi yang aku kubur dalam-dalam namun ketika Allah mengijinkan semuanya terjadi pasti terjadi.

Sejak duduk di bangku SMK aku selalu bermimpi ketika aku lulus aku harus dapat pekerjaan yang sesuai dengan bidangku yaitu Grafika, di dunia percetakan MasyaAllah Allah mengabulkan doaku, dan saat kuliah pun aku selalu punya mimpi nanti setelah lulus kuliah aku harus bekerja sesuai dengan bidangku yaitu komputer..sempat berfikir pas kuliah aku ingin buka usaha percetkan aja, mungkin karena lelahnya bekerja diorang sekalipun jabatan tinggi tetaplah kita itu karyawan, sangat menyita waktu dan tenaga pula.. sampai akhirnya aku kepikiran menyisihkan sebagian gaji aku buat ditabung untuk beli satu monitor, CPU dan terakhir printer hahhah terdengar lucu memang ingin membuka usaha tanpa modal yang banyak dan akhirnya harus menyicil.. oke saat itu aku berfikir seperti itu. tapi Qadarullah maha suci Allah, Allah mengabulkan doaku, Allah memang baik karena selalu mengabulkan doa aku satu persatu Allah berikan untukku sungguh maha baik Allah itu. dan Alhamdulillah saat ini aku sedang menikmati pekerjaan yang sudah Allah kasih untukku..

Bersambung . . .


Selasa, 10 Juli 2018

Muhasabah Diri

Hidup dalam era sekarang ini seolah-olah menuntut setiap orang untuk tampil sebaik mungkin-secantik/setampan mungkin-seWAH mungkin-dan segala sesuatu yang sifatnya artifisial. Semakin sulit menemukan orang yang sederhana kecuali kita benar-benar meletakkan gadget kita kemudian membuka pintu rumah dan jalan kaki menyusuri jalan yang selama ini kamu lewati begitu saja.
#
Ketika banyak orang terpacu ingin segera kaya, mapan, berkecukupan, dan menampilkan semua itu dengan simbol-simbol barang dengan merk tertentu. Kadang saya sulit memahami bagaimana jalan pikir orang lain dalam mengekspresikan dirinya.
#
Kita pun mungkin mengalami euforia yang sama. Sama sprt kita dulu lepas SMA dan masuk dunia kuliah. Euforia ketika sudah lulus kemudian memperoleh pekerjaan dengan gaji yang cukup layak untuk meningkatkan kualitas hidup kita yang mungkin lebih tepatnya meningkatkan gaya hidup kita.
#
Untuk bisa bertingkah kaya, orang tdk perlu belajar. Tapi untuk menjadi sederhana, orang harus belajar keras.
#
Di tengah proses dan fase pembuktian kita terhadap dunia disekitar kita, kita kadang salah memilih bentuk pembuktian itu. Bahwa kita sudah mencapai kesuksesan dibuktikan dengan apa-apa yang kita mampu beli dan miliki saat ini. Dengan setelah licin yang rapi dan foto di media sosial yang menampilkan kehidupan kita sehari-hari ditempat-tempat yang keren. Kadang kita keliru melihat dunia ini.
Kita keliru dalam memahami bahwa fase pembuktian diri itu bukan dengan itu. Tapi dengan apa yang kita bisa berikan untuk kebaikan di sekitar kita, untuk orang lain, dan untuk sesuatu yang lebih besar.
#
Kita perlu memahami dalam 24 jam yang sama, ada orang yang bisa mengatur waktu untuk memikirkan dirinya sendiri, ada yang bahkan bisa selesai memikirkan dirinya sendiri dan orang lain, ada yang juga bahkan 24 jam tidak selesai mengurus dirinya sendiri.
#
Kita tdk perlu tampil mengagumkan untuk membuat orang lain terkagum. Lakukan segala sesuatu dengan tulus dan sederhana, makanlah dengan sederhana, berpakaianlah dengan sederhana, dan tidak perlu pusing tentang harus tampil seperti apa hari ini dan esok. 
Sederhana saja. Toh kita kan cuma singgah😊
Via: kurniawangunadi

Inspiration Story


Ada teman saya pernah bercerita tentang tetangganya ketika di awal menikah dulu, pernah berdagang kaki lima keliling (jualan tape). Kini ia sudah punya ruko berjualan sembako.
#
Suatu hari, dagangannya hanya laku sedikit dan tidak bisa mencukupi kebutuhannya. Ketika pulang ke rumah istrinya bertanya kepada teman saya, "laku berapa bang dagangannya?". Lalu suaminya menjawab, " hanya sedikit". Istrinya berkata, "sabar ya Bang, mungkin belum rizqi kita". #
Dan tahukah kalian ? Istrinya itu cantikkk sekali, Tinggi, putih, bersih, hidung mancung, matanya indah, Pokoknya idaman ikhwan normal deh. ,(kata teman saya yang melihat langsung istrinya). #
Mendengar cerita tersebut saya merasa terharu. Kenapa ? Karna dijaman seperti sekarang ini, sangat sulit ditemukan wanita yang memiliki penampilan cantik dan menawan, lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya bersama laki2 yang afwan (hanya seorang penjual tape keliling) dan berpenampilan kurang menarik. 
#
Ketika teman saya kepo pada wanita tersebut. Mengapa mau menikah dengan laki2 itu. Padahal kalau boleh memilih, wanita itu bisa mendapatkan laki2 yang 2x lipat lebih mapan dan tampan.
#
Tapi apa yang ia katakan ? Wanita itu berkata "suami saya itu rizqi dari Allah. Maka saya syukuri. Dari awal ta'aruf saya sudah pasrahkan segalanya sama Allah. Ga neko2 mintanya. Cuma satu. Agamanya yang baik. Alhamdullilah dikabulin sama Allah. Ga ada alasan untuk menolak dia. Meski kata orang dia miskin, dia ga ganteng. Tapi saya nyaman. Setiap malam ga pernah absen tahajudnya. Puasa sunnahnya. Hafalan Qur'annya. Waktu kerjanya ga padat. Jadi ada waktu untuk saya dan anak2.Alhamdullilah bahagia. Tinggal sabar aja yang dibanyakin. Selebihnya biar Allah yang menentukan. Mikirin omongan orang lain ga ada habisnya. Emang orang mau kasih kita makan kalo kita kelaperan ?😒